Rabu, 22 Januari 2014

Fungsi dan Trend Scarf

Memasuki bulannya Imlek, biasanya ditandai dengan seringnya hujan dan angin kencang. Apalagi dalam beberapa bulan terakhir siklus cuaca mengalami pergeseran luar biasa. Anomali. Dalam sehari kadang dibingungkan dengan situasi panas terik tapi setelahnya hujan deras luar biasa.

"Sedia payung sebelum hujan". Pepatah ini ada benarnya juga. Bukan hanya harus stand by payung, tapi untuk menghangatkan tubuh terkadang scarf atau syal dibutuhkan juga lhoo. Sebenernya apa sih scarf atau syal itu? Penasaran juga untuk ngintip arti dan sejarahnya.


Scarf
Scarf atau syal, juga dikenal sebagai Kremer, muffler, atau leher-wrap adalah sepotong kain yang dikenakan di sekitar leher, atau di dekat kepala atau di sekitar pinggang untuk kehangatan, kebersihan, fashion atau karena alasan agama.

Sejarah Scarf

"Ancient Rome" merupakan asal-usul pertama dari syal , di mana pada saat itu digunakan lebih untuk menjaga kebersihan daripada kehangatan. Orang-orang Romawi menyebutnya sudarium , yang diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa Inggris sebagai "kain keringat" , dan digunakan untuk menyeka keringat dari leher dan wajah dalam cuaca panas . Mereka awalnya dikenakan oleh laki-laki di leher atau diikat sabuk mereka . Segera wanita mulai menggunakan syal , yang terbuat dari kain dan tidak terbuat dari wol , pashmina atau sutra. Dan sejak saat itu syal berkembang di kalangan perempuan.


Syal menjadi trend pada awal abad ke-19 untuk kaum pria dan wanita. Tetapi pada pertengahan abad ke-20 syal merupakan salah satu asesoris pakaian yang paling penting. Dan aksesori pakaian serbaguna untuk pria dan wanita. Beberapa selebriti sering memimpin tren fashion dengan properti film yang kemudian menjadi fashion item utama.. Dan syal membuktikan bahwa kemunculan mereka di dunia film dan fashion tidak dapat dipisahkan.


Dalam beberapa tahun terakhir , syal telah mengalami kebangkitan. Beberapa contoh scarf dan cara pengunaan nya:
  • Untuk pemilik leher pendek, jangan lilitkan scarf di seputar leher karena bisa membuat leher makin terlihat pendek. Lebih baik gantung scarf melingkari leher dan biarkan tergantung di bagian depan dada sehingga memberi efek leher yang lebih jenjang.
  • Pemilik leher jenjang bisa menggunakan scarf dengan cara dililitkan di leher hingga membentuk pita. Pilih bahan sifon, satin, atau sutera yang mempunyai efek 'jatuh' dan tidak terkesan 'berat' di leher kita.
  • Pilih scarf bermotif unik jika busana yang kita pakai berwarna polos. Nggak ada salahnya juga memilih scarf berwarna kontras dengan busana yang kita pakai untuk penampilan yang lebih menarik.
  • Scarf juga bisa berfungsi menjadi bandana atau ikat pinggang. Sebaiknya pilih scarf dari bahan sifon supaya mudah diikat mengikuti bentuk kepala atau pinggang kita.
Soo..nggak ada salahnya kan di musim penghujan ini bergaya dengan "sepotong kain" yang bisa kita sulap menjadi syal-syal cantik. Multifungsi ternyata. Selain untuk menghangatkan leher ternyata bisa mempercantik penampilan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar